Cabut Gigi Menyebabkan Buta ?

Banyaknya mitos mengerikan seputar cabut gigi kerap membuat orang menjadi enggan mencabutnya. Mungkin Anda kerap mendengar bahwa mencabut gigi atas bisa menyebabkan mata rabun bahkan buta.

Faktanya, mencabut gigi tidak dapat menyebabkan buta sebab saraf gigi dan saraf mata itu berbeda sehingga tidak berhubungan. Hanya saja apabila pencabutan gigi yang dilakukan tidak sesuai dengan prosedur standar dapat menyebabkan infeksi pada soket gigi tersebut dan pembengkakan.

Untuk mencegah terjadinya infeksi setelah pencabutan gigi, maka hal yang harus diperhatikan adalah pastikan bahwa alat pencabutan steril, tidak memainkan soket setelah pencabutan, tidak sering meludah, tidak merokok setelah pencabutan, tidak mengonsumsi alkohol, tidak menyikat gigi secara keras dibagian soket bekas pencabutan, membersihkan soket pencabutan, dan mematuhi aturan yang diinstruksikan oleh dokter gigi Anda.

 

 

Abses Gigi (Tooth Abscess)

Agustus 23, 2017 Oleh Peiter Gozali, drg., M.Sc.


Gigi abses adalah sebuah kantung / poket yang disebabkan oeh infeksi bakteri. Abses gigi dapat terjadi  oleh berbagai penyebab di sekitar gigi. Abses periapikal merupakan abses yang terjadi di ujung akar gigi, dimana abses periodontal terjadi di daerah gusi gigi.

Gigi dengan abses periapikal biasanya terjadi karena gigi berlubang yang tidak dirawat ataupun kesalahan dari pengerjaan gigi.

Dokter gigi biasanya merawat abses gigi dengan cara mengeluarkan cairan infeksi dan membersihkan daerah tersebut. Perawatan lainnya adalah perawatan saluran akar, akan tetapi dalam beberapa kasus, gigi Anda perlu dicabut. Membiarkan atau tidak merawat abses gigi dapat menyebabkan masalah serius hingga mengancam nyawa.

Gejala

  • Sakit yang tajam, lama dan dapat menyebar ke tulang rahang, leher ataupun telinga
  • Sensitif terhadap suhu panas dan dingin
  • Sensitif terhadap tekanan dari mengunyah atau mengigit
  • Demam
  • Pembengkakan di daerah muka atau pipi
  • Pembengkakan pada kelenjar getah bening di bawah rahang atau di daerah sekitar leher
  • Terjadi bau mulut dan rasa yang tidak nyaman

Segera ke dokter ketika Anda mempunyai gejala atau simptom abses gigi.

Saya merekomendasikan Anda pergi langsung ke ruang emergensi jika Anda demam, pembengkakan pada muka, terjadi masalah perafasan, dan sulit atau sakit ketika menelan. Gejala tersebut mengindikasikan infeksi tersebut sudah menyebar ke bagian dalam di tulang rahang dan atau menyebar ke beberapa bagian dari tubuh Anda.

Penyebab

Abses periapikal terjadi ketika bakteri telah masuk ke ruang pulpa gigi (pembuluh darah, saraf, dan jaringan ikat)

Bakteri masuk melalui gigi berlubang atau gigi yang fraktur/retak dan menyebar ke ujung akar gigi. Infeksi bakteri dapat menyebabkan pembengkakan pada ujung akar gigi.

  • Kebersihan gigi yang kurang. Kurang memelihara kebersihan gigi geligi dan gusi seperti penyikatan gigi dua kali sekali tanpa menggunakan benang gigi — yang meningkatkan risiko gigi berlubang, abses gigi, dan komplikasi dari gigi dan mulut
  • Makanan tinggi gula. Sering mengonsumsi makanan dan minuman dengan kadar tinggi gula seperti manisan dan soda yang dapat menyebabkan gigi berlubang dan abses gigi (risiko tinggi).

Komplikasi

Abses gigi tidak akan sembuh tanpa perawatan. Jika abses gigi hancur, kemungkinan rasa sakit akan berkurang akan tetapi Anda tetap memerlukan perawatan gigi. Jika abses gigi tidak dirawat, infeksi dapat menyebar ke daerah rahang dan menyebar ke kepala leher. Anda juga memiliki risiko sepsis yang mana merupakan infeksi bakter yang telah menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Jika sistem imun tubuh Anda lemah dan abses gigi tidak dirawat, Anda memiliki risiko tinggi dalam penyebaran infeksi bakteri di seluruh tubuh.

Diagnosa

Dokter gigi akan memeriksa gigi Anda:

  • Perkusi di gigi geligi. Gigi dengan abses biasanya sensitif terhadap tekanan
  • Merekomendasikan pemeriksaan X-Ray. Penjalaran abses dapat diketahui dari pemeriksaan radiografi.

Perawatan

Tujuan utama dari perawatan adalah dengan membersihan daerah infeksi. Dokter gigi Anda akan merawat dengan pendekatan:

  • Insisi dan mengeluarkan cairan infeksi. Dokter gigi Anda akan melakukan pembukaan gusi di sekitaran abses gigi untuk mengeluarkan cairan pus dan membersihkan daerah tersebut.
  • Melakukan perawatan saluran akar. Perawatan ini dilakukan untuk mengurangi infeksi bakteri. Melakukan pengeboran pada gigi, membersihkan infeksi pada pulpa. Gigi Anda juga akan ditambal atau dipasang mahkota gigi palsu.
  • Melakukan pencabutan gigi. Gigi yang tidak dapat dipertahankan akan dilakukan pencabutan dan dilakukan pembersihan infeksi bakter di sekitar gigi.
  • Memberikan antibiotik. Jika daerah infeksi hampir menjangkau daerah gigi lainnya, rahang dan daerah lainnya akan diberikan antibiotik untuk menghindari penyebaran infeksi berlanjut.

 

 

Impaksi Gigi Geraham Ketiga (Impacted Wisdom Tooth)

Agustus 17, 2017 Oleh Peiter Gozali, drg., M.Sc.


Impaksi gigi geraham ketiga adalah gigi geraham terakhir yang tidak dapat tumbuh pada posisi normal atau posisi yang seharusnya.

Gigi geraham ketiga merupakan gigi terakhir yang tumbuh di dalam mulut. Hampir seluruh populasi manusia memiliki empat gigi geraham ketiga ( 2 di rahang atas & 2 di rahang bawah)

Impaksi gigi geraham ketiga dapat menyebabkan sakit, lubang pada gigi disekitarnya, bengkak, bau mulut, sakit kepala  dan lain sebagainya. Pada beberapa kasus, impaksi gigi tersebut tidak menyebabkan gejala ataupun masalah yang signifikan. Akan tetapi, gigi tersebut sulit untuk dibersihkan dan berisiko menjadi karies/lubang terhadap gigi itu sendiri dan gigi tetangganya. Selain menimbulkan lubang, gigi tersebut juga akan menimbulkan penyakit radang gusi yang diakibatkan pembersihan tidak dapat dicapai dengan sempurna dikarenakan posisi dari gigi tersebut yang tidak memungkinkan.

Perawatan impaksi gigi geraham dengan keluhan sakit atau tanpa keluhan biasanya dilakukan pencabutan ataupun pembedahan. Beberapa dokter gigi dan ahli bedah selalu merekomendasikan untuk melakukan pencabutan gigi geraham ketiga tersebut dalam pertimbangan preventif di kemudian hari.

Gejala

Tidak semua pasien dengan impaksi gigi geraham ketiga mengalami gejala (symptom). Akan tetapi, ketika gigi tersebut infeksi, menyebabkan gigi lainnya ataupun masalah gigi lainnya, Anda akan mengalami beberapa gejala seperti :

  1. Gusi bengkak dan merah
  2. Gusi berdarah dan panas
  3. Rahang yang sakit
  4. Pembengkakan pada muka
  5. Bau mulut atau halitosis
  6. Rasa yang tidak nyaman di rongga mulut
  7. Kesulitan untuk membuka mulut atau trismus
  8. Sakit kepala
  9. Sakit Telinga

Penyebab

Impaksi gigi geraham ketiga terjadi karena gigi tersebut tidak dapat tumbuh normal yang disebabkan kekurangan ruang.

Impaksi gigi biasanya terjadi pada usia 17-25 tahun. Impaksi gigi ini memiliki risiko tinggi untuk terjadinya kista maupun tumor didalam tulang rahang pada beberapa orang yang tidak merasakan gejala apapun.

Impaksi gigi bungsu terbagi menjadi 2 klasifikasi yaitu gigi terpendam sebagian dan gigi terpendam seluruhnya. Namun, kedua klasifikasi tersebut memiliki posisi yang sama, yakni :

  • Tumbuh ke arah gigi tetangga / geraham kedua (mesioangular)
  • Tumbuh ke arah belakang / bagian dalam (distoangular)
  • Tumbuh ke arah kanan dari gigi lainnya (bucco-angular)
  • Tumbuh tegak ke atas maupun ke bawah tetapi terpendam di tulang rahang (vertical)

Komplikasi

Impaksi gigi dapat menyebabkan beberapa masalah di rongga mulut :

  • Masalah ke gigi lainnya. Jika impaksi gigi geraham bungsu mendorong ke gigi geraham kedua, maka akan menyebabkan infeksi di area tersebut. Dorongan tersebut juga dapat menyebabkan gigi berjejal di sekitarnya sehingga diperlukan perawatan orthodontik untuk merapikan kembali.
  • Kista. Impaksi gigi bungsu  berkembang dari suatu kantung (sac) di dalam rahang. Kantung tersebut dapat terisi cairan dan membentuk kista yand dapat merusak gigi, tulang rahang, dan syaraf. Apabila kista ini dibiarkan, maka seiring waktu akan berkembang menjadi tumor.
  • Karies. Gigi bungsu yang terpendam sebagian memiliki risiko karies yang tinggi. Dikarenakan sisa makanan  yang sulit dibersihkan di daerah tersebut.
  • Penyakit gusi. Kesulitan dalam membersihkan impaksi gigi bungsu meningkatkan risiko sakit dan keadaan infeksi gusi yang disebut perikoronitis di daerah tersebut.

Pemeriksaan dan Radiografi

Dokter atau Ahli bedah gigi maksilofasial melakukan pemeriksaan mulut dan gigi geligi untuk mengetahui adanya impaksi gigi bungsu ataupun kondisi yang menyebabkan masalah Anda. Pemeriksaan pada umumnya:
  • Pertanyaan tentang simptom dan kesehatan umum
  • Pemeriksaan kondisi gigi geligi dan gusi
  • Dental X-rays dalam membantu menegakkan diagnosa

Pengobatan dan Medikasi

Gigi impaksi yang asimptomatik

Gigi impaksi asimptomatik merupakan impaksi gigi yang tidak bergejala atau tidak adanya keluhan dari gigi tersebut.
Mayoritas ahli bedah mulut dan maksilofasial merekomendasikan gigi bungsu untuk dikeluarkan dari rongga mulut dengan pertimbangan masalah yang akan disebabkan oleh impaksi gigi di kemudian hari. Penyebabnya :

  • Tidak memiliki risiko bukan berarti bebas dari penyakit
  • Jika kekurangan ruang untuk tumbuh-kembang gigi, biasanya sulit untuk dicapai dan dibersihkan secara teratur
  • Komplikasi serius oleh impaksi gigi di usia dini jarang terjadi
  • Jika dibiarkan terus-menerus, impaksi gigi memiliki komplikasi dan risiko kerusakan yang akan lebih besar

Dengan pendekatan konservatif, dokter gigi dan ahli bedah mulut akan memonitor gigi geligi Anda, gusi ataupun komplikasi lainnya. Dokter juga merekomendasikan gigi Anda dicabut untuk mencegah masalah di kemudian hari.

Pembedahan

Impaksi gigi bungsu yang menyebabkan sakit ataupun masalah lainnya harus dilakukan pencabutan atau pembedahan. Indikasi pencabutan ataupun pembedahan:

  • Infeksi atau penyakit pendukung gigi (gusi) yang berhubungan dengan gigi tersebut
  • Lubang pada gigi yang sebagian erupsi
  • Kista atau tumor yang berhubungan dengan gigi bungsu
  • Gigi bungsu yang menyebabkan masalah terhadap gigi lainnya

Pencabutan maupun pembedahan biasanya dilakukan dalam waktu yang tidak lama sehingga tidak memerlukan rawat inap.

Proses pembedahan:

  • Sedasi atau anastesi lokal. Anda akan diinjeksi anesthesi lokal, yang mana rongga mulut anda akan merasakan mati rasa/kebas
  • Pembedahan gigi. Ketika melakukan pembedahan, pemotongan dilakukan pada gusi dan pembuangan tulang yang menghalangi gigi atau akar gigi tersebut untuk dikeluarkan. Setelah gigi tersebut dikeluarkan, luka akan dijahit dan direkomendasikan untuk mengigit kain kasa.

Pasca pembedahan impaksi gigi bungsu dapat menyebabkan rasa sakit, pendarahan, pembengkakan, dan pembukaan mulut yang tidak maksimal. Pasien akan diberi instruksi pasca bedah seperti penanganan rongga mulut, penanganan sakit dan pembengkakan wajah, seperti obat.

Kadangkala, beberapa pasien mengalami:

  • Soket gigi yang kering dan tulang gigi yang ter-ekspose yang terjadi karena hilangnya gumpalan darah di soket dan akan menyebabkan pasien merasakan sakit yang parah selama kurang lebih 7 hari
  • Infeksi di soket gigi dikarenakan impaksi makanan dan bakteri
  • Masalah gigi tetangga, syaraf, tulang rahang, dan sinus maksilaris

Pertimbangan dalam melakukan pencabutan dan pembedahan  impaksi gigi bungsu mungkin dianggap oleh pasien sesuatu perawatan yang invasif. Namun penundaan dalam perawatan akan menjadikan masalah yang lebih serius dan permanen. Sangat penting untuk mendiskusikan keadaan rongga mulut dan kesehatan umum ke dokter Anda.

Preventif

Anda tidak dapat menghindari masalah yang disebabkan oleh impaksi gigi bungsu, namun Anda dapat melakukan pemeriksaan setiap 6 bulan dalam memonitor pertumbuhan impaksigigi bungsu sebelum terjadi adanya masalah.

Referensi

Wisdom teeth management. American Association of Oral and Maxillofacial Surgeons. http://myoms.org/procedures/wisdom-teeth-management. Accessed March 9, 2015.